Senin, 20 Desember 2021

1.4.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI-BUDAYA POSITIF

1.4.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI-BUDAYA POSITIF 


Budaya positif di sekolah adalah nilai - nilai positif yang diterapkan di lingkungan sekolah untuk menumbuhkan motivasi siswa internal yang berbudi pekerti yang luhur dan berbudaya sebagai perwujudan profil pelajar pancasila. Kualitas sekolah dapat dilihat dari budaya positif yang berkembang di lingkungan sekolah. Budaya positif adalah salah satu cara penyelenggara kunjungan sekolah. Budaya positif merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang terbentuk dalam jangka panjang, yang terlihat dari sikap keseharian seluruh komponen sekolah yang berpihak pada murid sehingga mereka dapat berkembang. Guru memegang peranan penting untuk mewujudkan visi sekolah karena guru adalah ujung tombak pendidikan. 

Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong pertumbuhan murid secara holistik, aktif berpusat pada murid, serta menjadi contoh dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, oleh karena itu guru penggerak merupakan ujungmbak untuk menciptakan budaya di sekolah dengan melakukan pembiasaan - pembiasaan yang positif, serta disiplin positif dengan ilmu yang telah didapatkan selama proses pendidikan guru penggerak yaitu kebutuhan dasar manusia, motivasi perilaku manusia, keyakinan kelas, kontrol posisi, serta tahapan segitiga restitusi.

Pada modul 1.1 mempelajari tentang konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak, modul 1.3 visi guru penggerak sangat berkaitan dengan budaya positif yang dipelajari pada modul 1.4 ini. Keterkaitan Pemikiran Ki Hajar Dewantara akan diwujudkan dengan peran dan nilai guru penggerak. Guru penggerak akan menciptakan visi yang mewujudkannya melalui tahapan BAGJA dalam pelaksanaannya harus disertai dengan pembiasaan budaya positif. 

Ketika kami sebagai pendidik mampu memahami dengan benar filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara maka budaya positif di sekolah dapat terbentuk yaitu dalam membimbing murid yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Visi sekolah yang kami susun dapat terwujud melalui beberapa tahapan dalam BAGJA dan tentu dapat terwujud maksimal jika budaya positif sudah terbentuk di sekolah.

Nilai dan peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik dengan warga sekolah dalam membangun budaya positif adalah dengan membangun komunikasi yang disertai keteladanan diri sehingga warga sekolah akan mengikuti kebiasaan positif yang dilakukan oleh guru penggerak.

Dalam modul 1.4 kami belajar mengenai : 

1.Pemilihan posisi kontrol yang tepat, yakni sebagai penghukum,teman,pembuat orang bersalah, pemantau atau manajer.

2.Membiasakan diri menerapkan segitiga restitusi dalam setiap penyelesaian masalah.Tahapannya adalah identifikasi, penilaian tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. 

3.Mengarahkan motivasi murid dalam memenuhi kebutuhan dasar yakni kebutuhan bertahan hidup, cinta kasih sayang, kesenangan, penguasaan, dan kebebasan. 


Refleksi dari modul 1.4 yaitu posisi kontrol yang tepat yaitu sebagai manajer, penggunaan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah, memotivasi murid dalam memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan akhirnya semoga kita bisa memposisikan diri sebagai manajer bagi murid dan lingkungan sekolah, agar murid bisa menjadi pribadi berbudi pekerti dan berbudaya sesuai profil pelajar pancasila dan dapat berkembang sesuai kodrat alam dan zamannya. Untuk mewujudkan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan dan berpihak pada murid maka dalam modul 1.4 yang membahas tentang Budaya Positif harus diterapkan di sekolah.




PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA-BAHASA JAWA-KURMER-KELAS 9

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA   Mengutip jurnal Karakter dalam Preman, Antologi Cerkak Karya Tiwiek SA dan Implikasinya Te...