Minggu, 24 Januari 2021

TEKS DESKRIFTIF TENTANG BUDAYA JAWA TRADISI BANCAKAN

@fotopribadi


BANCAKAN

Salah satu tradisi budaya yang menarik perhatian adalah tradisi budaya lokal Jawa yang berhubungan dengan 'keselamatan' dalam konsep manusia Jawa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi empat menjelaskan, bahwa kata bancakan berasal dari kata dasar bancak yang memperoleh akhiran –an. Dapat diartikan ban-cak, ban-cak-an (n) (1) slametan; kenduri; (2) hidangan yang disediakan dalam slametan. 

Bancakan, selain digunakan untuk menangkal keburukan atau kesialan, juga dilangsungkan sebagai ungkapan rasa syukur. Ungkapan rasa syukur masyarakat Jawa secara simbolik dengan mengadakan bancakan; berkumpul dan makan bersama yang dihadiri oleh sanak kerabat dan tetangga dekat. Secara esensi, di luar yang bersifat spiritual (batiniah), bancakan sendiri mengemban pesan penting dalam hubungan kemasyarakatan. Keselarasan dan harmoni menjadi dasar utama setiap laku yang diwujudkan itu. Bancakan memang satu fungsi utama adalah untuk menunjukkan rasa syukur (doa) kepada Yang Maha Kuasa. Makan bancakan dimulai setelah pembacaan doa selesai.

Demikianlah keselarasan dalam masyarakat diciptakan dengan melalui sarana bancakan. Ini yang kadang tidak terbaca oleh generasi milenial. Mereka beranggapan bahwa ritual bancakan bernilai mistis untuk mendapatkan bantuan atau jalan keluar atas sebuah masalah. Harus diimplementasikan bahwa bantuan atau jalan keluar masalah berasal dari Yang Kuasa, juga merupakan hasil dari kontribusi bantuan tetangga sekitar. Itulah kenapa keselarasan dalam masyarakat menjadi penting dan perlu. Jadi tradisi bancakan hanya bentuk simbolisasi rasa syukur dan doa kepada Allah SWT yang biasa dilakukan oleh masyarakat tradisional Jawa. Dan warisan tradisi bancakan ini sudah mulai dikenal atau dilakukan oleh masyarakat masyarakat Jawa sekarang, khususnya di kalangan generasi milenial. Hal senada juga di benarkan dalam Islam bahwa sedekah (banyak macamnya, salah satunya berbagi makanan) menghindarkan diri kita dari bencana atau musibah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo). ” (HR. Baihaqi & Thabrani).

Wallualambisowab. 
#jumatberkahjanganlupasedekah
#hanyainginmenulissaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA-BAHASA JAWA-KURMER-KELAS 9

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA   Mengutip jurnal Karakter dalam Preman, Antologi Cerkak Karya Tiwiek SA dan Implikasinya Te...