AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK
Nur Isnaeni, S.Pd
CGP Angkatan 4 Kab. Magelang
SMP Negeri 3 Grabag
VISI
" Mewujudkan pembelajaran sesuai kodrat zaman yang positif untuk meningkatkan kreativitas murid"
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, guru tidak bisa memaksakan murid menjadi apa yang guru inginkan justru di sinilah peran seorang guru di uji. Guru harus mampu menggali dan menuntun anak untuk menemukan jati diri serta potensi yang ada dalam diri mereka. Murid diberikan kebebasan dalam berkreatifitas namun tetap memberikan tuntunan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan diri mereka. Point terpenting di sini murid mampu menemukan kemerdekaan dalam belajar.
Proses pembelajaran yang selama ini berjalan sebagian besar belum mengarah pada pengembangan bakat dan potensi murid. Banyak kasus para guru hanya mementingkan hasil akhir saja, yaitu bagaimana murid mendapatkan nilai yang bagus tanpa memperhatikan proses yang mereka lalui. Sebagian guru belum mampu menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sesuai dengan kodrat anak. Metode ceramah merupakan pilihan yang terbanyak digunakan oleh bapak ibu guru untuk proses pembelajaran. Selain itu pemberian tugas yang monoton dan disertai ancaman membuat murid malas belajar. Meskipun mereka mengerjakan tugas yang diberikan, namun mereka melakukannya dengan paksaan bukan karena motivasi pribadi. Ditambah lagi penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik dan kekinian membuat anak jenuh akan proses pembelajaran. Tentu hal ini akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal. Hal ini kemudian menjadi pemantik saya untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, menarik, dan menyenangkan sesuai dengan kodrat zaman.
B. TUJUAN
1. Menumbuhkan semangat dan minat belajar siswa.
2. Menumbuhkan bakat dan potensi yang di miliki anak.
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan kreatif.
4. Murid merasa bahagia dalam belajar tanpa tekanan.
C. DESKRIPSI AKSI NYATA
Aksi nyata ini saya lakukan dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, menarik, dan menyenangkan sesuai dengan kodrat zaman. Sebelumnya saya melakukan pengamatan terhadap minat dan bakat anak kelas IX. Kita ketahui bersama saat ini yang sosial media sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian murid. Kehidupan mereka setiap hari dekat dengan yang namanya instagram, tiktok, facebook dan aplikasi sosial media lainya. Selain itu saya juga melakukan diskusi ringan dengan murid tentang pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan. Mengingat mata pelajaran yang saya ampu adalah bahasa Jawa tergolong mata pelajaran yang menurut mereka kuno dan tidak mudah. Meskipun sebenarnya merupakan bahasa sehari-hari mereka.
Kemudian muncul ide saya untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, menarik, dan menyenangkan sesuai dengan kodrat zaman. Saya memilih model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan menggunakan media instgram dalam materi menulis teks deskripsi upacara adat Jawa. Pendekatan yang saya gunakan adalah saintifik berbasis TPACK. Pendekatan saintifik memiliki tujuan menciptakan kondisi pembelajaran agar murid merasa bahwa belajar merupakan kebutuhan,serta melatih mereka menemukan ide dan mengembangkan karakter mereka. Berbasis TPACK adalah sebuah kerangka kerja dalam mendesain model pembelajaran baru dengan menggabungkan tigas aspek utama teknologi, pendagogik, dan konten (materi pengetahuan). Selain penggunaan teknologi sebagai bahan ajar, dalam framework TPACK, pedagogik adalah aspek penting yang juga perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Pedagogik bukan saja bagaimana mengembangkan seni-seni dalam mengajar, atau mendesain kelengkapan instrumen proses dan penelitian dalam permbelajaran, namun dituntut juga memahami siswa secara psikologis dan biologis. Dalam hal ini saya menjadikan instagram sebagai sarana untuk mengunggah hasil dari pekerjaan murid.
Saya juga memilih model pembelajaran problem based learning karena dalam model ini murid belajar dengan inspirasi, pemikiran kelompok, dan menggunakan informasi terkait. Problem based learning adalah pembelajaran berbasis masalah yang merupakan titik awal dari proses pembelajaran. Masalah yang dipecahkan didasarkan pada masalah kehidupan nyata yang telah dipilih dan diedit untuk memenuhi tujuan pendidikan. Dengan demikian murid menyadari proses untuk mengelola pembelajaran sebagai masalah yang harus dipecahkan dan proses yang harus dilalui. Dalam hal ini saya sebagai guru memfasilitasi mereka untuk bekerja secara mandiri dan kelompok untuk menganalisis masalah dan memecahkan berdasarkan informasi yang telah mereka gali dari berbagai sumber. Disini materi upacara adat adalah materi yang sering mereka jumpai dalam kehidupan mereka sehari-hari.
D. HASIL DARI AKSI NYATA
Berdasarkan praktek aksi nyata yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan,model serta media pembelajaran yang menarik membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan kreatif. Murid terlihat bergembira dan antusias selama proses pembelajaran. Dan yang terpenting murid menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka juga mampu berkolaborasi berbagi pengetahuan, saling memberi semangat terhadap teman serta bebas mengekspresikan ide dan kreatifitas mereka. Tingkat kejenuhan siswa menurun dan berubah menjadi pembelajaran yang menyenangkan karena hal tersebut sejalan dengan apa yang sedang mereka senangi saat ini. Hasil dari aksi nyata ini sesuai dengan salah satu filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman agar mereka mencapai kebahagian setinggi-tingginya.
E. RENCANA PERBAIKAN
1. Melakukan diskusi dengan peserta didik mengenai saran atau ide yang bisa diterapkan dalam pembelajaran selanjutnya.
2. Melibatkan peserta didik dalam hal apapun termasuk rencana dan proses pembelajaran untuk kebaikan bersama.
3. Melakukan refleksi dan evaluasi secara berkala.
F. DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Guru sebagai fasilitator membimbing dan mengarahkan siswa selama proses pembelajaran. Di depan memberi teladan, di tengah membangun kekuatan dan dari belakang memberikan dorongan kepada murid. Guru memberikan motivasi dan dorongan selama proses pembelajaran, memberikan arahan dan bimbingan atas kesulitan selama pembelajaran.
2. Proses pembelajaran dimana murid berkolaborasi dan berdiskusi dalam kelompok menyajikan sebuah gambar dari bagian-bagian upacara adat untuk diunggah dalam sosial media instagram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar