Senin, 15 November 2021

REFLEKSI KRITIS PEMIKIRAN KHD

 REFLEKSI KRITIS PEMIKIRAN KHD

Assalamu'alaikum wr wb

Salam guru penggerak, perkenalkan saya Nur Isnaeni, CGP Angkatan 4, dari Kab. Magelang. Di sini saya akan menyampaikan refleksi kritis pemikiran KHD tentang pendidikan. Hal ini merupakan salah satu tugas dari CGP.

Menurut KHD Pendidikan dan Pengajaran memiliki makna yang berbeda, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pendidikan (oping) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih budaya dalam masyarakat. 

Tujuan pendidikan menuntun kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Guru sebagai pendidik hanya membimbing tumbuh /hidupnya kekuatan kodrat pada anak agar dapat memperbaiki lakunya(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya ddkodrat anak”

Dalam proses menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak,mereka harus beri kebebasan. Guru (pamong ) memberikan tuntunan agar anak menemukan dalam kemerdekaan namun tetap memberikan agar mereka tidak kehilangan arah yang dapat membahayakan diri mereka. 

Pendidik juga harus terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pesan KHD “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan terlebih dahulu terlebih dahulu hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia memiliki potensi budaya yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Dasar pendidikan anak berhubungan dan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berhubungan dengan alam dan lingkungan tempat anak tinggal. Guru harus mampu menggali potensi lingkungan dalam proses pengembangan bakat anak agar anak mampu menghadapi berbagai masalah kehidupan. 

Kodrat zaman berhubungan dengan perubahan zaman, kapan saat anak tersebut lahir dan hidup di zamannya. Guru harus siap beradaptasi dengan perubahan zaman dalam proses mendidik anak. 

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).

KHD menjelaskan keluarga menjadi tempat utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak, keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua sera tempat berinteraksi sosial. Orang tua berperan sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan dalam pertumbuhan karakter baik .

Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara adalah 

  1. Merdeka (tanpa ada tekanan) namun tetap dalam tuntunan dan Arah.
  2. Menghargai Keragaman (karena setiap individu adalah unik)
  3. Berkesinambungan 
  4. Menghamba pada murid (pusat pada murid) 

Pemikiran KI Hajar Dewantara 

Ing Ngarsa Sun Tuladha

Seorang guru menjadi teladan atau teladan baik bagi siswanya dari segi pemikiran dan tindakan. 

Ing Madya Mangun Karsa

Seorang guru ketika berada ditengah-tengah murid harus bisa memotivasi memberikan semangat agar siswa mau berkarya.

Tut Wuri Handayani

Seorang guru haru merupakan dorongan untuk mendorong para siswa agar maju dan berprestasi. 

Yang akan saya lakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud

1. Meluruskan niat semata-mata untuk ibadah guna memberikan pendidikan yang terbaik bagi generasi bangsa. 

2. Berusaha memahami karakter peserta didik melalui pendekatan personal dan komunikasi aktif dengan orangtua/wali murid

3. Bereksplorasi untuk menemukan media dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik. 

4. Mengajak guru lain untuk berpartisipasi aktif menjadi pembelajar merdeka.

5. Berkolaborasi dengan guru, kepala sekolah dan pemangku kebijakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik. 

Guru bergerak Indonesia maju!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA-BAHASA JAWA-KURMER-KELAS 9

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA   Mengutip jurnal Karakter dalam Preman, Antologi Cerkak Karya Tiwiek SA dan Implikasinya Te...