Selasa, 22 Februari 2022

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1- Pembelajaran Berdiferensiasi-Guru Penggerak Angaktan 4

 2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Pembelajaran Berdiferensiasi


A. Pembelajaran Diferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mendukung seluruh kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru harus paham bahwa setiap murid terlahir unik, mereka memiliki kebutuhan yang berbeda setiap individunya. Dari keunikan tersebut kita sebagai guru diharapkan mampu menciptakan sebuah pembelajaran dengan tujuan yang didefinisikan secara jelas. Pembelajaran berdiferensiasi  mendorong guru untuk tidak melihat dari satu sudut pandang saja.  Ketika seorang guru peduli dan responsive terhadap kebutuhan belajar murid. Berarti guru sedang mendiferensiasi pembelajaran supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Tomlinson membagi kebutuhan belajar murid menjadi tiga aspek, yaitu

1. Kesiapan belajar murid 

Sebelum mempelajari suatu materi , guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar mereka. Kesiapan belajar menjadi dasar yang kuat bagi guru untuk membuat sebuah perencanaan materi apa yang mereka butuhkan dan tindakan bagaimana yang akan dilakukan serta assement seperti apa yang akan diberikan. Karena dalam satu kelas bisa saja ada murid yang bisa merespon dengan cepat namun ada juga yang lambat. Atau ada yang harus dengan memberikan contoh kongkret dan abstrak. 

2. Minat belajar murid

Murid akan merasa dihargai keberadaannya kalau keberagaman minat mereka diperhatikan. Pembelajaran akan  terasa bermakna jika prosesnya disesuaikan dengan minat mereka. Motivasi belajar juga akan tumbuh bahkan meningkat jika minat dijadikan salah satu dasar pembelajaran. 

3. Profil belajar murid

Aspek ini terkait informasi secara secara individu dari masing-masing murid. Bisa terkait dengan gaya belajar, kecerdasan, latar belakang lingkungan mereka dan lain sebagainya yang memengaruhi murid dalam belajar. Profil belajar murid dijadikan acuan dalam membuat sebuah perencanaan, pemantauan peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari sebelumnya dan rencana tindak lanjut yang akan digunakan.

Kebutuhan-kebutuhan belajar tersebut diharapkan mampu terpenuhi dalam pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, antara lain:

a. Wawancara dengan murid 

b. Membaca rapor 

c. Menggunakan berbagai penilaian

d. Melakukan review  dan refleksi terhadap praktek pembelajaran

e. Identifikasi pengetahuan awal

f. Melakukan pengamatan perilaku

Untuk mencapai tujuan pembelajaran berdiferensiasi perlu adanya persiapan dan strategi, berikut 3 strategi mendiferensiasi pembelajaran. 

1. Konten 

Berkaitan dengan materi, konsep, dan ketrampilan yang dipelajari murid berdasarkan kurikulum namun tetap memerhatikan kebutuhan murid.  Dalam hal ini guru juga memodifikasi materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar, kesiapan dan minat murid.

2. Proses 

Sebuah kegiatan untuk berlatih dan memahami konten. Dalam strategi ini guru membedakan proses yang harus dijalani oleh murid berdasarkan kebutuhan murid. 

3. Produk

Merupakan bukti yang menunjukan apa yang telah murid pahami. Produk merupakan hasil kreasi murid yang bisa diwujudkan dalam bentuk rekaman, infografis, poster, video presentasi, diagram, karangan, atau tes tulis. Guru berusaha untuk menyediakan berbagai pilihan produk yang merespons beragam profil, minat atau kesiapan belajar  murid.


B. Kaitan Antara Materi Dalam Modul Ini Dengan Modul Lain.

Jika merujuk dari uraian tentang pembelajaran berdiferensiasi yang memiliki peranan penting untuk menumbuhkembangkan murid secara holistic serta cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk menciptakan manusia yang memiliki keluasan mental, spiritual, dan intelektual akan tercapai melalui pembelajaran berdiferensiasi.  Selain itu tercapainya profil pelajar pancasila diantaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif akan sangat mudah diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan belajar murid.

Nilai-nilai positif yang harus dimiliki seorang guru penggerak seperti Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid akan secara otomatis tumbuh  dalam diri guru pada saat membuat perencanaan, pelaksaanan, assessment, dan rencana tindak lanjaut dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid atau pembelajaran yang senantiasa mempertimbangkan kebutuhan belajar murid. Hal ini terjawab dengan adanya  pembelajaran berdiferensiasi.

Kita juga tidak menghilangkan kekuatan yang dimiliki murid dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Berbekal kekuatan yang dimiliki murid kita akan lebih mudah untuk melakukan perubahan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang selalu memperhatikan kebutuhan murid. Secara sadar displin positif juga akan tumbuh dan menjadi sebuah budaya yang dilakukan murid karena apa yang mereka lakukan dalam pembelajaran bediferensiasi sudah diselaraskan dengan kebutuhan mereka. Mereka merasa dihargai dan diakui keberadaanya maka secara otomatis akan melakukan tindakan yang positif sebagai bentuk umpan balik dari pembelajaran berdiferensiasi.

Berikut salah satu contoh praktik pembelajaran berdiferensiasi yang sudah penulis terapkan. Untuk link RPP bisa diunggah di sini 

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/rpp/rpp-berdiferensiasi-kse-cerita-legenda-kelas-8/

Untuk contoh video pembelajaran bisa diakses melalui https://youtu.be/Wskc42uQvbI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA-BAHASA JAWA-KURMER-KELAS 9

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA   Mengutip jurnal Karakter dalam Preman, Antologi Cerkak Karya Tiwiek SA dan Implikasinya Te...