AKSI NYATA MODUL 1.1 PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
“PENERAPAN FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA DALAM PEMBELAJARAN”
NUR ISNAENI/CGP ANGKATAN 4
SMPN 3 GRABAG
KAB. MAGELANG
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi – tingginya. Supaya tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik maka Ki Hajar Dewantara menetapkan beberapa filosofi yang diterapkan di Sekolah Taman Siwa. Di antaranya, filosofi petani, menghambat pada anak, memahami kodrat anak ( kodrat alam dan zaman ), bermain dan memperbaiki budi pekerti. Pelaksanaan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara ini lebih mengutamakan kemerdakaan dalam belajar. Murid merdeka dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan kodrat yang dimiliki. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. ‘kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu tiada lain adalah segala kekuatan yang ada dalam lahir dan batin. Sehingga pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya. Dalam pendidikan perlunya menumbuhkan budi pekerti, watak, atau karakter yang merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan.
Pandemi sudah berlangsung kurang lebih selama satu setengah tahun,hal ini membuat murid jenuh dalam menjalani proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini guru seharusnya merancang pembelajaran dengan model pembelajaran kreatif agar murid lebih bersemangat untuk kembali mengikuti pembelajaran. Teknologi saat ini berkembang sangat cepat, tidak bisa dipungkiri murid generasi Z sudah bersahabat dengan teknologi. Maka dari itu guru sebisa mungkin merancang pembelajaran sesuai dengan apa yang menjadi tren murid saat ini. Tentunya untuk bisa merancang pembelajaran tersebut guru harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik dan kondisi mereka. Saat ini media sosial menjadi suatu hal yang menarik bagi kalangan murid. Banyak sekali sosial media yang mereka miliki, seperti instagram, facebook, tiktok dll.Dan instagram merupakan salah satu media sosial yang banyak digandrungi oleh murid di sekolah saya. Melihat kondisi tersebut muncul ide untuk membuat sebuah aksi nyata melalui pembelajaran dengan menggunakan media instagram. Aksi tersebut saya terapkan dalam pembelajaran Bahasa Jawa pada materi “Menulis teks deskripsi dalam upacara adat Jawa”.
B. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai dari rancangan aksi nyata ini sebagai berikut:
1. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid, sehingga materi yang mereka pelajari akan menjadi lebih bermakna.
2. Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid (student center oriented).
3. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar murid.
C. KRITERIA KEBERHASILAN
Kriteria keberhasilan dari aksi nyata yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Murid lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
2. Berkembangnya kompetensi yang dimiliki murid baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Murid menunjukkan perilaku profil pelajar Pancasila
D. TAHAP PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaannya penulis mulai dengan tahap persiapan, selanjutnya tahap pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini, penulis melakukan survei terkait kesiapan belajar murid serta melakukan tanya jawab yang mengarah kepada cara belajar murid untuk mengetahui apa yang sebenarnya murid butuhkan. Selanjutnya penulis merancang pembelajaran dengan menggunakan media instagram.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini yang terlibat adalah murid SMPN 3 GRABAG kelas IX A,B,C tahun pelajaran 2021/2022. Dalam pembelajaran materi Teks Deskripsi tentang upacara adat dengan media instagram inilah murid saya ajak untuk benar-benar belajar secara nyata. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kerja, dari masing-masing kelompok membawa “ubarampe” atau peralatan yang digunakan dalam salah satu upacara adat. Selama proses pembelajan murid diberi kebebasan untuk mengerjakan bisa di dalam maupun di luar kelas. Kemudian murid diinstruksikan untuk mengambil gambar (memfoto) masing-masing ubarampe yang digunakan dalam upacara adat tersebut dengan kreatifitas mereka.Tentu pengambilan gambar dilakukan beberapa trik versi mereka. Kemudian setelah gambar diambil tugas mereka adalah mengeditnya. Jika foto sudah selesai di edit tugas selanjutnya adalah mendeskripsikan foto tersebut kedalam beberapa kalimat berbahasa Jawa dalam bentuk teks deskriptif lalu mengunggahnya ke laman media sosial instagram.
Dalam pembelajaran tersebut murid diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menentukan karya mereka sesuai bakat serta kemampuan. Dengan diberikan kebebasan diharapkan murid dapat mengasah potensi yang ada dalam diri mereka serta mampu menumbuhkan kekuatan kodrat yang mereka miliki dalam bentuk karya.
E. HASIL AKSI NYATA
Adapun hasil aksi nyata yang penulis dapatkan adalah ternyata murid lebih bersemangat dalam belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Mereka melakukan sesuatu hal yang mereka senangi saat ini seperti memfoto, bergaya, berekspresi, bermain sosial media serta menyalurkan ide dan bakat mereka dengan bebas tanpa terbebani. Padahal sejatinya mereka sedang belajar mengenal budaya, namun secara tidak sadar mereka sedang bermain namun di dalamnya sarat akan pembelajaran. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran bermakna. Pembelajaran juga berpusat pada murid karena mendahulukan kepentingan dan kemampuan murid (dalam belajar). Dalam aksi kali ini guru juga memberi ruang bagi murid untuk belajar menurut ketertarikannya, kemampuan pribadinya,serta gaya belajarnya. Guru di sini hanya berperan sebagai fasilitator. Hasil akhir yang utama adalah murid menunjukan perilaku profil pelajar pancasila yang berkarakter dan berbudaya. Dan hasil karya mereka berupa foto dengan disertai paragraf deskripsi di unggah di laman sosial instagram.
F. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN
1. Keberhasilan
Sebagian besar murid antusias terhadap pembelajaran sehingga cepat tanggap terhadap apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dan mampu menyelesaikan bersama kelompoknya apa yang menjadi tantangan bagi mereka.
1. Kegagalan
Ada beberapa murid yang tidak mendengarkan intruksi guru sehingga tidak bisa melaksanakan tugas tepat waktu.
G. REFLEKSI TERHADAP AKSI NYATA
Setelah menerapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam kesempatan berikutnya. Adapun hal-hal tersebut diantaranya:
1. Dalam penerapannya nanti, perlu dibuat kesepakatan kelas terkait dengan hal-hal yang menjadi acuan dalam pembelajaran tersebut.
2. Pembelajaran ini hendaknya melibatkan pihak lain seperti rekan sejawat ataupun manajemen sekolah sehingga rancangan perencanaan dapat lebih optimal dan bisa diterapkan di semua jenjang kelas dalam lintas mapel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar