Rabu, 01 Juni 2022

AKSI NYATA MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 AKSI NYATA MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN 

SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


PERISTIWA (FACTS)

A. Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri pandemi membawa dampak ke semua lini. Termasuk dunia pendidikan, tidak terkecuali sekolah kami sekolah kami SMP Negeri 3 Grabag Kabupaten Magelang juga terdampak dengan hal tersebut atau dikenal dengan istilah loss learning. Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah berupaya melaksanakan pembelajaran jarak jauh (daring), setelah status pandemi menurun dan mendapat ijin dari penjabat terkait di SMP Negeri 3 Grabag melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Implementasi pembelajaran tersebut masih menemui beberapa kendala, diantaranya kehadiran peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas serta hilangnya antusias serta semangat mereka untuk belajar. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran daring yang masih terlalu lama sehingga murid memiliki kelonggaran dalam pembelajaran. Guru mengalami kesulitan dalam pemberian materi pembelajaran karena rendahnya semangat. Keadaan tersebut berpengaruh pula pada tingkat kepercayaan diri murid dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga menjadi salah satu alasan untuk tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Selain itu, menurunnya karakter murid sehingga berdampak pada sikap dan perilaku yang buruk selama berada di sekolah ketika berinteraksi dengan teman maupun  guru.

 

Gambar 1. Bersama Komunitas Praktisi membahas permasalahan yang terjadi di sekolah.

 

Gambar 2. Koordinasi dengan Kepala sekolah dan guru membahas permasalahan murid di sekolah.


Gambar 3. Identifikasi masalah dengan kombinasi Praktik Segitiga Restitusi dan Praktik Coaching


B. Alasan Melaksanakan Aksi

Berdasarkan latar belakang peristiwa di atas, jika diidentifikasi permasalahan yang terjadi merupakan tergolong kasus dilema etika. Alasan melaksanakan aksi nyata ini karena adanya loss learning yang merupakan salah satu dampak negatif dari pelaksanaan pembelajaran daring berdampak pada penurunan capaian belajar murid. Selain itu pelaksanaan pembelajaran daring berdampak pada menurunnya tingkat percaya diri dan karakter murid sehingga menjadi alasan mereka tidak masuk sekolah ketika pelaksanaan pembelajaran tatap muka berlangsung. Dengan keadaan tersebut CGP melaksanakan aksi nyata dalam mendampingi murid agar terentaskan dari masalahnya. Sehingga diperlukan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang tepat dan berguna dalam penanganan masalah murid yang mengalami keadaan tersebut.

 

Gambar 4. Homevisit dengan wali kelas untuk bertemu dengan orangtua/wali murid murid yang memiliki masalah

C. Hasil Aksi Nyata

Disetiap koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru membahas mengenai perilaku tindakan murid, kemudian dalam komunitas praktisi yang dibentuk CGP juga kami membahas mengenai perilaku murid yang sering membolos. Kemudian saya mendata murid yang sering membolos dengan bantuan wali kelas dan absensi disetiap kelas, setelah itu saya memanggil murid untuk saya identifikasi permasalahan yang dihadapi murid dalam kegiatan ini saya menerapkan Praktik Coaching yang saya kombinasikan dengan Segitiga Restitusi. Selain itu untuk menggali informasi yang lebih mendalam kami melakukan homevisit dengan wali kelas untuk bertemu dengan orangtua atau wali murid dan untuk meminta kerjasama terkait perkembangan baik yang dilakukan murid agar sama-sama mendampingi murid supaya meminimalisir bahkan menghilangkan perilaku membolos.

Kemudian setelah kami melaksanakan homevisit masih ada murid yang belum menunjukkan perubahan baik yang akhirnya pihak sekolah memanggil orangtua ke sekolah dalam kegiatan ini kami melakukan koordinasi dengan wali kelas, orangtua dan murid tersebut untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dalam kegiatan ini murid membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perilakunya. Dari beberapa tindakan yang sudah dilakukan setelah itu terlihat ada perubahan yang cukup baik namun masih selalu dalam pantauan guru dan wali kelas.

Selain hal diatas hasil aksi nyata yang telah dilaksanakan oleh CGP yaitu adanya kesadaran diri yang dimiliki oleh murid terhadap masalah yang dialaminya, sehingga CGP membuat sebuah keputusan bahwa murid yang mengalami hal tersebut masih dapat mengikuti pembelajaran di sekolah dengan pantauan dan dukungan dari guru, serta murid agar murid yang mengalami masalah tersebut dapat memiliki motivasi dari diriya dan rasa percaya diri yang tinggi dalam kerajinan kehadiran untuk mengikuti pembelajaran disekolah. Selain itu dukungan dari kepala sekolah dalam memotivasi murid agar semangat sekolah juga bisa dijadikan support sistem tambahan, kemudian kolaborasi dari semua pihak untuk menjalankan komitmen dalam penanganan masalah murid yang membolos harus kompak serta Guru harus memiliki kemampuan pemberian pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar pembelajaran menarik untuk murid.

 

Gambar 5.  Murid ketika mengikuti pembelajaran di luar kelas. 

PERASAAN (FEELINGS)

Setelah melaksanakan aksi nyata modul 3.1.a.10 mengenai Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, saya awalnya merasa kesulitan, karena murid yang saya berikan layanan pendampingan sangat sulit untuk diajak sesi konseling karena masih sering membolos, sehingga diperlukan home visit untuk bertemu dengan orang tua murid. Dengan adanya kolaborasi antara guru BK, Wali kelas dan orang tua murid maka permasalahan yang dialami oleh murid dapat ditemukan jalan keluarnya. Sehingga saya merasa senang, karena dapat membantu menyadarkan murid akan pentingnya belajar agar tidak terjadi loss learning, hal ini merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan yang positif sebagai pemimpin pembelajaran agar murid terus belajar menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMP karena sudah kelas VIII sebentar lagi kelas IX.

PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Permasalahan pada setiap individu itu berbeda-beda, oleh karena itu perlu adanya analisis yang mendalam terkait masalah yang dialami murid sehingga pengambilan keputusan yang kita lakukan tepat dan dapat berdampak positif dalam kehidupan murid dimasa mendatang. Permasalahan tersebut apakah masuk dalam dilema etika atau bujukan moral sehingga penanganan dan pengambilan keputusan akan tepat dilakukan. Hal tersebut juga harus ada kolaborasi dan kerjasama dari semua pihak dalam mengurai permasalahan tersebut sehingga benang merah masalah dapat ditemukan dan diselesaikan secara tuntas, oleh karena itu sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan hal-hal positif dan negatif yang berdampak pada perkembangan sekolah maupun murid khususnya dalam pembelajaran.

PENERAPAN KEDEPAN (FUTURE)

Kemampuan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan perubahan nyata yang ada dalam diri saya sebagai calon guru penggerak (CGP), maka saya akan selalu menerapkan kolaborasi dan kerjasama pada warga sekolah untuk menentuan sebuah pengambilan keputusan yang tepat dan berdampak positif. Selain itu, adanya motivasi dan optimis serta semangat yang meningkat terkait kompetensi diri dalam pengambilan keputusan. Selain kolaborasi dukungan dan kepercayaan dari sekolah juga dibutuhkan terutama dalam menghadapi penanganan permasalahan atau dilema etika yang dialami murid, oleh karenanya harapannya dengan meningkatkan motivasi dan semangat CGP dapat menjadi agen perubahan sebagai pemimpin pembelajaran.

Demikian portofolio aksi nyata modul 3.1.a.10 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang telah CGP susun. Harapan saya dengan langkah-langkah pengambilan keputusan yang saya laksanakan dapat menjadi acuan dalam menghadapi permasalahan dilema etika dan bujukan moral yang terjadi di sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA-BAHASA JAWA-KURMER-KELAS 9

PENGERTIAN CERKAK, CIRI, DAN UNSUR-UNSURNYA   Mengutip jurnal Karakter dalam Preman, Antologi Cerkak Karya Tiwiek SA dan Implikasinya Te...